Iran: Fasilitas Nuklir Sudah Kosong Saat Diserang, Akan Ada Balasan
Sabtu, 21 Juni 2025 — Dunia diguncang setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan serangan militer terhadap tiga fasilitas pengayaan nuklir Iran. Tindakan ini langsung memicu respons keras dari Rusia yang menyatakan siap membantu Iran secara langsung, termasuk dalam bentuk pengiriman hulu ledak nuklir.
Serangan dilakukan pada Sabtu pagi waktu Teheran dengan melibatkan 12 bom penghancur bunker dan 30 rudal jelajah. Target utama adalah fasilitas nuklir Fordou, Natanz, dan Isfahan.
Trump dalam pernyataan resminya menyebut operasi militer ini sebagai “spektakuler” dan mengklaim bahwa tiga fasilitas tersebut berhasil dihancurkan. Namun, pemerintah Iran membantah klaim tersebut.
“Kami sudah kosongkan fasilitas itu jauh sebelum mereka menyerang. Ini hanya tindakan provokatif yang akan berdampak lama,” tegas Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Arakci.
Tak lama berselang, Dmitry Medvedev — Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia sekaligus sekutu dekat Presiden Vladimir Putin — menyebut bahwa langkah Amerika adalah kesalahan besar.
“Keputusan Trump mendorong dunia ke jurang perang baru. Negara-negara sahabat Iran siap membantu, termasuk mengirimkan senjata nuklir jika diperlukan,” kata Medvedev.
Ia juga menuduh AS memperluas konflik antara Israel dan Iran serta mencampuri urusan kawasan Timur Tengah secara berlebihan.
Ketegangan kini meningkat tajam. Dunia internasional menantikan langkah berikutnya dari Iran, sementara kekhawatiran akan perang terbuka terus membayangi.